Penilaian Sikap pada ranah Afektif
Salah satu bagian penting dari tugas seorang guru profesional adalah melakukan Penilaian (Evaluasi) terhadap peserta didik. Setelah peserta didik menunjukkan indikator pencapaian kompetensinya, maka perlu diukur melalui penilaian.
Ada 3 kompetensi wajib yang harus evaluasi oleh guru pada peserta didiknya yaitu:
- Kompetensi Sikap
- Kompetensi Pengetahuan, dan
- Kompetensi Keterampilan
Aspek sikap merupakan landasan moral bagi peserta didik untuk membangun pemahaman utuh terhadap fungsi spritual dan sosial yang terkandung di dalam setiap aspek pengetahuan (Kognitif).
Kartwohl & Bloom menjelaskan bahwa selain kognitif, terdapat ranah Afektif yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu objek dalam kegiatan pembelajaran.
Kartwohl & Bloom membagi ranah afektif menjadi 5 kategori, yaitu seperti pada tabel di bawah.
Penilaian sikap agak menyulitkan bagi sebagian guru terutama dalam menemukan indikator pencapaianya.
Berikut ini merupakan Kata Kerja Operasional (KKO) yang dapat digunakan dalam menentukan indikator pencapaian kompetensi pada ranah Afektif :
Penilaian sikap tidak hanya menjadi tanggung jawab guru mata pelajaran Pendidikan Agama Budi Pekerti (PABP) dan PPKn saja. Melainkan semua guru mata pelajaran wajib melakukan penilaian sikap terhadap perkembangan sikap spiritual dan sosial peserta didik.
Secara garis besar penilaian sikap dapat di pilah lagi menjadi 2, yaitu:
- Sikap Spiritual
- Sikap Sosial
Sikap Spiritual
Berikut ini adalah contoh sikap spiritual yang dapat digunakan dan dinilai pada semua mata pelajaran:
- berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
- menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
- memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan.
- bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa.
- mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri.
- bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
- berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berusaha.
- memelihara hubungan baik sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
- bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia.
- menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai agamanya.
Sikap Sosial
Berikut ini adalah contoh indikator sikap sosial untuk semua mata pelajaran:
- Jujur, merupakan perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, misalnya:
- tidak menyontek dalam mengerjakan ujian atu ulangan.
- tidak menjadi plagiat .
- mengungkapkan perasaan apa adanya.
- menyerahkan barang yang ditemukan kepada yang berwenang.
- membuat laporan berdasarkan data.
- mengakui kesalahan atau kekurangannya.
- Disiplin, merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, misalnya:
- Datang tepat waktu.
- patuh terhadap tata tertib sekolah;
- mengumpulkan tugas sesuai tepat waktu.
- Tanggung jawab, merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan. Baik terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa, misalnya:
- melaksanakan tugas individu dengan baik.
- menerima resiko dari tindakan yang dilakukan.
- tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti.
- mengembalikan barang yang dipinjam.
- mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
- menepati janji.
- tidak menyalahkan orang lain.
- melaksanakan apa yang pernah dikatakan.
- Santun, merupakan sikap baik dalam pergaulan maupun bertingkah laku, misalnya:
- menghormati orang yang lebih tua.
- tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur.
- bersikap 3 S (salam, senyum, sapa).
- tidak menyela pembicaraan orang lain.
- mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain.
- tidak meludah di sembarang tempat.
- meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain.
- memperlakukan orang lain dengan santun.
- Percaya diri, merupakan keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan, misalnya:
- berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu.
- mampu membuat keputusan dengan tepat.
- tidak mudah putus asa.
- tidak canggung dalam bertindak.
- berani presentasi di depan kelas.
- berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
- Peduli, merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan, misalnya:
- membantu orang yang memerlukan.
- tidak melakukan aktivitas yang mengganggu orang lain.
- melakukan aktivitas sosial untuk membantu orang lain.
- memelihara lingkungan sekolah.
- membuang sampah pada tempatnya.
- mematikan kran air.
- mematikan lampu yang tidak digunakan.
- tidak merusak tanaman di lingkungan sekolah
Sekolah dapat mengembangkan indikator untuk setiap butir sikap dapat dikembangkan sesuai keperluan satuan pendidikan.
Penentuan teknik penilaian sikap harus diikuti dengan penentuan instrumen penilaian. Pendidik dapat memilih jurnal sebagai instrumen penilaian atau instrumen lain yang relevan.
Demikian, semoga bermanfaat
Ahmad Masykuri Amy, dari berbagai Sumber
Hikma janatin
BalasHapusThank Hikma...
BalasHapus